Berikut hasil wawancara yang saya lakukan dengan teman biacara dan diskusi seorang guru yang berpengalaman dalam mengajar dengan kurikulum 2013.
IDENTITAS WAWANCARA
HASIL WAWANCARA
KESIMPULAN
*mulailah hargai sesuatu dari hal yang terkecil. silahkan membagikan kepada yang lain agar lebih bermanfaat dan jangan lupa untuk mencantumkan sumber yang kamu dapat. semangat mencari hal baru :)
IDENTITAS WAWANCARA
Nama :
Evi Ridawati, S. Pd, M. M
NIP : 1964041419084102010
Tempat, Tanggal, Lahir : Serang, 14 April 1964
Alamat : Jln. Resik II No. 56 RT 006/004
Kramatwatu, Serang
42161,
Serang, Banten
Jabatan : Guru Kelas
Tempat Mengajar :
SDN Kramatwatu 3
Facebook :
Ratih Bahar/ Evi Bahar
HASIL WAWANCARA
Narasumber :
Evi Ridawati, S. Pd, M. M
Jabatan :
Guru Kelas
Hari, Tgl : Minggu, 14 Desember 2014
1.
Apakah
Kurikulum 2013 itu?
Jawab:
“kurikulum yang berbasis tema di materi
pembelajarannya, yang mengutamakan pendidikan karakter”
2.
Apa
tujuan di bentuknya Kurikulum 2013?
Jawab:
“Untuk menyempurnakan KTSP yang tematik dan untuk
karakter anak – anak”
3.
Apa
perbedaan K-13 dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)?
Jawab:
“Perbedaannya kurikulum 2013 per-tema, kalau KTSP per-
mata pelajaran”
4.
Mengapa
berbagai pihak menolak adanya K-13?
Jawab:
“Karena tidak mendetile atau tidak menjurus ke satu
mata pelajaran, malah membuat berkurang ilmu pengetahuan anak itu dan juga
pelajarannya lebih tinggi, tidak sesuai dengan kemampuan anak, gaya bahasa atau
kalimat – kalimatnya lebih sesuai untuk tingkat SMP ke atas, tidak sesuai
dengan kemampuan anak, jadi mereka (pembentuk K-13) lebih berpihak pada
penggagas dari pada pola piker peserta didik”
·
Mengapa berfikir demikian?
Jawab:
“Tuduhan guru – guru: bahwa tujuan K-13 itu seolah –
olah mereka ingin membuat guru bekerja keras, berfikir, tetapi tidak memikirkan
bahwa itu banyak. Jadi seolah – olah tidak berpihak pada guru, dengan tujuan
ingin membuat guru lebih pintar, lebih sibuk, tetapi tidak dikorelasikan dengan
kecerdasan anak dan juga gurunya. Kecuali guru yang pintar suka baca dan
kreatif. Selain itu pelajarannya juga banyak yang tidak disesuaikan, misalnya
pelajaran kelas 6 jadi di kelas 5, dan pel. Kelas 5 di kelas 4 dan pelajaran
dikelas 4 ada dikelas 5. Lebih gak jelas dan tidak sistematis, kalau dulu lebih
bagus, ini (KURTILAS) lebih cenderung ke bagaimana cara berfikir anak SMP
keatas, karena tidak semua anak yang dikampung bisa mengakses internet.
Misalnya – silahkan liat diinternet dan diskusikan! – memang bagus
didiskusikannya tapi apa yang ditanyakan tidak terdapat penjelasannya di dalam
nuku tema tersebut. Jadi kita (guru) harus selalu liat ke KTSP lagi. Justru
lebih bagus KTSP. Jadi KTSP lebih luas pembelajaran dan penjelasannya, kalau
K-13 banyak perintah dan banyak diskusi tetapi, penunjangnya tidak ada.
Sehingga guru harus mencari buku yang terbaik/ lebih baik.harus diliat dari
internet. Kendalanya adalah tidak semua guru bisa mengakses komuter seperti
guru – guru yang sudah 40-50 tahun ke atas belum tentu bisa mengakses unternet
kecuali 20-30 tahun mungkin bisa mengikuti perkembangan teknologi“
5.
Mengapa
Kurikulum diubah (KTSP menjadi KURTILAS)?
Jawab:
“Tujuannya untuk mengubah budi pekerti anak karena
dalam K-13 lebih cenderung ke pembentukan karakter daripada pelajarannya supaya
memiliki budi pekerti yang baik”
·
Untuk saat ini KURTILAS sedang dihentikan sementara
dan kembali ke KTSP yang disempurnakan. Menurut anda apa penyebabnya?
Jawab:
“Karena
Kurikulum 2013 nya tidak berhasil”
·
Apakah banyak sekolah yang menolak?
Jawab:
“Sudah
pasti banyak. Oleh karena itu dihentikan K-13 nya, bukan dirubah lagi ke KTSP
tetapi menjadi KTSP yang disempurnakan”
6.
Apa
kekurangan dari K-13?
Jawab:
“Banyak materi yang didiskusikan tetapi tidak ada
bahan ajarnya harus cari dari buku penunjang. Anak kesulitan menjawab
pertanyaan – pertanyaan yang ada di buku K -13, jika tidak memiliki buku
penunjangnya”
·
Apa yang di maskud buku penunjang?
Jawab:
“Buku
yang sesuai dengan materi tersebut idealnya harus mencari ke internet, jika ada
yang memiliki, pada kenyataannya di lapangan tidak semua anak memiliki
fasilitas itu apa lagi yang didaerah. Walaupun disekolah disediakan computer
tidak semua guru bisa mengoprasikannya”
7.
Apa
kelebihan dari K-13?
Jawab:
“Jika diajarkan didaerah kota yang memiliki program
dengan fasilitas internet itu akan lebih menyenangkan dan lebih mudah
diberlakukan. Jika sekolah memiliki fasilitas internet dan anak muridnya itu
memiliki teknologi canggih, sedangkan di kabupaten mungkin hanya ada 1 Sekolah
yang dapat menunjang kebutuhan tersebut”
8.
Jika
K-13 berbasis tema, lalu ada mata pelajaran apa saja di SD?
Jawab:
“PKN, IPA, OLAHRAGA, SBK”
“B.IND, IPA, PJOK, SBK”
“PKN, IPA, B.IND”
“Jadi setiap hari beda-beda temanya, ada pelajaran
yang tidak ada (tertulis) di K-13, sedangkan pada KTSP tertulis, di K-13 tidak
tertulis. Seperti Agama, BTQ(Baca Tulis Al-Qur`an), dan bahasa inggris dengan
menggunakan guru khusus dan berbeda dengan guru kelas. Seperti halnya BTQ dan
B. inggris yang saat di KTSP menjadi pelajaran pokok dan saat di KURTILAS malah
menjadi ekskull dan Bahasa Sunda (Bahasa Daerah) menjadi Mulok wajib”
9.
Bagaimana
proses pembelajaran di kelas?
Jawab:
“Anak kesulitan ketika menjawab pertanyaan dikelas
jika tidak memiliki buku penunjang. Ya lebih ideal dari internet, jika ada yang
memiliki”
10.
Apakah
perubahan Kurikulum ini akan membawa hasil yang lebih baik?
Jawab:
“Tidak, karena sikap gak usah dari perubahan tema KTSP
menjadi K-13 yang membuat ilmu pengetahuan anak berkurang, kalau mau yaitu
dengan cara menambah ekskul yang membentuk budi pekerti. Seperti, mengadakan
pengajian, drama, komunitas rohani, bernyanyi, drumband dan ekskul lain yang
bisa merubah anak menjaddi lebih baik”
11.
Bagaimana
tentang kesiapan guru?
Jawab:
“Belum siap”
12.
Apakah
bukunya berubah?
Jawab:
“Berubah sesuai dengan tema untuk semester 1 kelas 1
ajaran 2014-2015 dengan tema 1-5. Tetapi isinya tidak sesuai. Pertanyaan dan
tugas dengan isi buku tersebut tidak sesuai”
13.
Seperti
apa pengajaran tematik-integratif?
Jawab:
“Jadi menghubungkan cara mengajarnya bukan mengubah
isi kurikulumnya, lebih tepat TEMATIK pada KTSP daripada sekarang. KURTILAS itu
tidak tepat sama sekali, jika mengubah bukunya dari tema 1- tema 5. Jadi
korelasinya tetap per-program studi dan lebih dihubungkan pada TIK/ TIU
disebutnya pada jaman saya, kalau sekarang Indikator. Jadi tidak perlu merubah
bukunya pertema, tetapi Indikatornya saja yang dijadikan Tematik (berhubungan)
dan dalam penyampaiannya”
14.
Bagaimana
pengembangan K-13 ini?
Jawab:
“Sebaiknya dihentikan, karena tidak efisien”
15.
Efesienkah
sistem pembelajaran di K-13?
Jawab:
“Tidak Efisien”
16.
Apakah
siswa dapat lebih mudah menyerap meteri dalam K-13?
Jawab:
“Tidak, karena kekurangan materi pembelajaran”
17.
Bagaimana
pengaruh K-13 terhadappsikologi anak?
Jawab:
“Biasa saja. Tidak berpengaruh”
18.
Apakah
Kurikulum sejalan dengan misi dan tujuan sekolah?
Jawab:
“Tidak begitu sejalan”
·
Mengapa tidak sejalan?
Jawab:
“Karena anak kekurangan ilmu pengetahuan”
19.
Mengapa
cara guru mengajar didepan kelas mayoritas tidak berubah?
Jawab:
“Karena faktor usia dan pengalaman dalam mengajar
tidak diikuti dengan kemampuan utnuk mengoprasikan teknologi, kecuali guru yang
usianya antara 20 – 30 tahun itu bisa mengoprasikan teknologi yang ada”
20.
Apakah
banyak keluhan dari siswa tentang K-13?
Jawab:
“Tidak ada masalah dari siswanya, karena kembali lagi
ke gurunya bisa membuat anak paham atau tidak. Hanya anak sibuk mencari buku
penunjangnya saja. Karena dari pertanyaan yang di buku KURTILAS tidak tersedia
jawaban yang sesuai”
21.
Apakah
siswa menikmati sistem pembelajarannya?
Jawab:
“Tidak juga, tergantung. Karena anak tidak mengerti
tentang kurikulum 2013, hanya menerima materi pelajaran dan mengerjakan tugas
yang diperintahkan oleh guru”
22.
Lebih
baik mana K-13 atau KTSP?
Jawab:
“KTSP”
·
Kenapa?
Jawab:
“Karena
lebih sistematis, sesuai dengan program, tidak ngawur seperti K-13”
23.
Bagaimana
penyusunan buku dapat dilakukan?
Jawab:
“Tidak tahu, karena itu urusan pemerintah dan seperti
dipaksakan”
24.
Apakah
dari sekian banyak tema yang ada sudah dapat mengganti semua aspek
pengajaran/pelajaran pada Kurikulum sebelumnya?
Jawab:
“Jauh sekali, tidak ada korelasi, baik dari ilmu
pengetahuan dan sikap”
25.
Siapa
penggagas K-13?
Jawab:
“Saya tidak tahu penggagasnya siapa”
26.
Apakah
guru membuat RPP?
Jawab:
“Tetap membuat RPP, lebih tepatnya mendownload RPP
yang sudah di buat pemerintah/ penggagas KURTILAS”
27.
Apakah
K-13 sesuai dengan perkembangan usia anak didik?
Jawab:
“Tidak Sesuai”
28.
Apakah
Kurikulum 2013 sesuai dengan filosofi Kurikulum Pendidikan?
Jawab:
“Tidak”
·
Kenapa?
Jawab:
“(tidak
ada jawaban)
29.
Apakah
Kurikulum membutuhkan bahan tambahan lain dalam menjalankannya?
Jawab:
“Iya sudah pasti”
30.
Sudah
tersediakah alat dan bahannya?
Jawab:
“Belum ada/ belum disediakan, masih mencari sendiri”
31.
Adakah
biaya tambahan untuk media pembelajarannya yang begitu banyak?
Jawab:
“Iya ada”
32.
Apakah
ada pelatihan tentang K-13?
Jawab:
“Ada tapi belum menyeluruh”
33.
Apakah
sudah mengikuti pelatihan tersebut?
Jawab:
“Belum, Karena bergiliran dan saya tidak begitu
antusias mengikuti pelatihannya”
34.
Apakah
guru sendiri sudah memahami tentang K-13?
Jawab:
“Belum Semua”
35.
Apakah
K-13 tidak terlalu membebeankan siswa?
Jawab:
“Membebankan, karena harus mencari materi sendiri melalui
internet yang harus mengeluarkan biaya”
36.
Yang
dimaksud sistem pembelajaran berbasis tema itu seperti apa?
Jawab:
“Korelasi antara beberapa pelajaran”
37.
Apakah
selama satu tahun ini ada perubahan tentang peningkatan pendidikan Indonesia
setelah merubah Kurikulumnya menjadi K-13?
Jawab:
“Belum ada perubahan, karena baru berjalan 6 bulan (1
semester) sudah dihentikan, dan saya mewakili guru yang lain berharap
dihentikan”
38.
K-13
merupakan kebijakan kabinet SBY apakah ada kemungkinan untuk perubahan
Kurikulum di kabinet yang baru ini (karna menterinya sudah berbeda)?
Jawab:
“Ya, karena sudah terjadi sampai akhirnya dirubah
kembali menjadi KTSP yang disempurnakan, itu yang saya dengar”
39.
Jika
dilihat dari susunan kabinet Pak Jokowi-JK, maka ada 3 menteri pendidikan yang
lebih menjurus ke 3 bagian pendidikan seperti Kebudayaan&SD,
Menengah&Akhir, serta penelitian &DIKTI. Apakah masing-masing akan
mengajukan sistem yang berbeda?
Jawab:
“Pasti akan berbeda”
40.
Jika
benar akan diadakan perombakan sistem pendidikan khususnya pada Kurikulum 2013,
apakah anda setuju dengan keputusan tersebut?
Jawab:
“Ya Setuju”
·
Apa alasannya anda setuju?
Jawab:
“Karena
isi materi per-temanya tidak tepat, K-13 lebih ringan, tidak hebat, dan tidak
membuat anak jadi hebat, dan gak ngaruh dalam sikap seperti apa yang diinginkan
dari K-13”
KESIMPULAN
Kesimpulan
yang dapat diambil dari wawancara melalui 40 Butir pertanyaan pokok dan 8 butir
pertanyaan tambahan dengan total terdapat 48 butir pertanyaan dalam wawancara
tersebut yaitu, bahwa menurut bu Evi RIdawati kurikulum 2013 tidak lebih baik
dari KTSP karena sistem pembelajarannya yang tidak sesuai dengan perkembangan
kognitif anak, ditambah lagi sitem pembagian mata pelajaran yang tidak
sistematis karena mengunakan tema tidak menggunakan per-mata pelajaran, yang
malah menambah beban siswa dalam memahami materi pelajaran. Dari kesiapan guru
sendiripun banyak yang tidak sedia dan banyak menyayangkan adanya perubahan ke
Kurikulum 2013 ini. Karena sangat tidak efisien dan menambah beban siswa yang
ada di daerah lain halnya dengan siswa yang ada diperkotaan dengan jangkauan
fasilitas internet yang memadai.
Kesulitan
yang dialami oleh siswa tidak lain karena perintah yang terdapat di buku
bertema keluaran K-13 tidak sesuai dengan isi bukunya, karena tidak adanya
panduan yang pasti didalam kurikulum 2013 tersebut serta fasilitas yang tidak
memadai untuk mendukung terlaksananya kegiatan belajar – mengajar dikelas
dengan sistem kurikulum 2013..
Jika memang
pemerintah ingin menciptakan output pendidikan yang berkarakter maka tidak
perlu merubah sistem pendidikannya, akan tetapi coba dengan merubah mindset para guru dan siswanya. Menurut
bu Evi Ridawati juga mengatakan bahwa merubah sikap siswa atau budi pekerti
siswa bukan dengan cara merubah kurikulumnya akan tetapi bisa dilakukan dengan
cara menambah ekstrakurikuler yang menunjang setiap kegiatan siswa yang
nantinya akan menjadi bekal siswa tersebut.
Pada
dasarnya guru harus tetap memberikan pendidikan yang terbaik bagi peserta
didiknya. Tidak peduli dengan kurikulum yang berubah bagaimanapun. Itu hanya
menjadi acuan awal sebagai patokan pendidikan di Indonesia dengan menyamakan
tujuan pendidikan nasional. Karena yang dibutuhkan dalam pengajaran dikelas
adalah kreativitas guru dalam menyampaikan materi. Guru yang kreativ dan cerdas
adalah guru yang mampu membuat materi yang sulit menjadi mudah di terima oleh
siswanya. Karena guru harus memberikan pemahaman yang baik dan benar pula, jika
ada suatu keganjalan yang terjadi diantara anak muridnya.
Semoga hasil observasi melalui wawancara ini dapat
menambah wawasan dan bermanfaat bagi seluruh pembacanya dan khususnya bagi
penulis sendiri.*mulailah hargai sesuatu dari hal yang terkecil. silahkan membagikan kepada yang lain agar lebih bermanfaat dan jangan lupa untuk mencantumkan sumber yang kamu dapat. semangat mencari hal baru :)
Komentar
Posting Komentar