Segala
puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan Karunia dan
Rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan
judul "PROSEDUR
DALAM PEMBELAJARAN ". Karya sederhana ini kami susun dalam rangka
memenuhi salah satu matakuliah di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.
Kami menyadari, bahwa karya
tulis ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami
berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan
dalam penyusunan karya tulis ini. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima
kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Dosen yang telah memberikan
ilmu dan pendidikan serta bimbingan yang
berharga pada penulis.
2. Ayahanda
Dan Ibunda, yang telah tidak henti-hentinya memberikan semangat, doa dan selalu
memotivasi penulis dalam penulisan ini.
Tak ada gading yang tak
retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan dan penyusunan laporan ini.
Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dan dapat disampaikan secara langsung
maupun tidak langsung. Semoga karya tulis ini menjadi tambahan khazanah
pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.
|
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini harus terus
dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam usaha
peningkatan kualitas pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung sekolah,
pengadaan sarana prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan samapi
pengesahan undang-undang sistem pendidikan nasional serta undang-undang guru
dan dosen. Namun sampai saat ini semua usaha-usaha tersebut belum menampakkan hasil
yang menggembirakan. (Made Wena)
Salah satu masalah yang dihadapi
dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai
informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka
pintar secara teoritis akan tetapi mereka miskin aplikasi.(Prof. Dr. H. Wina
Sanjaya, M.Pd)
Pembelajaran dalam suatu definisi
dipandang sebagai upaya memengaruhi siswa agar belajar. Atau secara singkat
dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Akibat
yang mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa akan belajar
sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajar atau
mempelajari sesutau dengan cara yang lebih efisien.
Sasaran utama ilmu pembelajaran
adalah mempreskripsikan strategi pembelajaran yang optimal untuk mendorong
prakarsa dan memudahkan belajar siswa. Ilmu ini lebih tepat dipandang sebagai
ilmu terapan yang menjembatani teori belajar dan praktik pembelajaran, sesuatu
yang oleh Dewey (1960), kemudian oleh Glaser (1976) dikatakan merupakan
kebutuhan yang amat mendesak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada
upaya untuk meningkatkan pemhaman dan memperbaiki proses pembelajaran.(Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd)
Upaya memperbaiki proses
pembelajaran tersebut diperlukan berbagai prosedur dalam pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi pembelajaran. Maksud dengan kondisi pembelajaran disini
adalah tujuan bidang studi, kendala bidang studi dan karakteristik siswa. Oleh
sebab itu, kami akan mengkaji mengenai Prosedur
dalam Pembelajaran.
1.
Apa hakikat pembelajaran?
2.
Bagaimana prosedur dalam pembelajaran?
3.
Bagaimana kegiatan awal?
4.
Bagaimana kegiatan inti?
5.
Bagaimana kegiatan akhir dan tindak lanjut?
1. Untuk
mengetahui hakikat pembelajaran
2. Untuk
mengetahui prosedur dalam pembelajaran
3. Untuk
mengetahui kegiatan awal
4. Untuk
mengetahui kegiatan inti
5. Untuk
mengetahui kegiatan akhir dan tindak lanjut
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian,kita akan sulit melihat
bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh
karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan
perubahan energiyang sulit dilihat dan diraba. oleh sebab itu, terjadinyaproses
perubahan tingkah laku merupakn suatu misteri, atau para ahli psikologi
menamakan sebagai kotak hitam (black box).
Pembelajaran
merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya.
Peserta didik dilibatkan kedalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru
sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin
dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsasiswa.
Model pembelajaran diskusi memecahkan masalah, mencari informasi dari sumber
alam sekeliling atau sumber-sumber sekunder buku bacaan dan pengalaman berupa
permainan. Dari proses pengalaman ini peserta memproduksi kesimpulan sebagai
pengetahuan. Berbeda dengan pengajaran di manasiswa memperoleh teks untuk
dihapal atau memproduksi.
Pengalaman
aktivitas siswa harus bersumber/relevan dengan realitassosial, masalah-masalah
yang berkaitan dengan profesi seperti petani, pedagang, pengusaha, politikus,
berkaitan dengan masalah-masalah social seperti pelayanan umum, hak asasi
manusia, gender, kemisikinan, keterbelakangan, dll. Pengalaman praktik itu
berupa kegiatan berkomunikasi, berkerjasama, mengambil keputusan dan memecahkan
masalah. Pengalaman praktik tersebut juga mengembangkan kecerdasan untuk
menemukan masalah, memecahkan masalah, dan menghargai prestasi pemecahan
masalah.
Di
dalam proses pengalaman ini peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman
yang menantang dan termotivasi untuk bebas, berprakasa, kreatif dan mandiri.
Pengalaman
proses pembelajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan, dan memproduksi
informasi, gagasan-gagasan yang memperkaya kemampuan dan karakter peserta
didik.
Proses pembelajaran ini memerlukan
refleksi mental sebagai proses kesadaran mental dan kepribadian, kecerdasan dan
akhlak mulia. Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan aktivitas yang
menghubungkan peserta didik dengan berbagai subyek dan berkaitan dengan dunia
nyata. Proses interpretasi menghasilkan pemahaman dan perolehan hasil
pendidikan yang bersifat individual.
Peserta didik memproduksi pengetahuan
sendiri secara lebih luas, lebih dalam, dan lebih maju dengan modifikasi
pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan (prior knowledge).
Pendidik mengutamakan perbedaan individu
dari pada persamaan-persamaan dalam menentukan program-program pendidikan,
didasarkan pada pandangan-pandangan bahwa individu adalah unik dan bergerak
bebas menanggapi kondisi-kondisi personal dan sosial.
Pendidik secara moral memandang peserta
didik secara (demokratis dan berkeadilan) dan memperoleh kesempatan yang setara
pula dalam memperoleh ganjaran, intelektual dan social secara adil (tidak
diskriminatif).
3.
Perubahan
Paradigma dari Pengajaran Bergeser Menjadi Pembelajaran.
Perubahan dari paradigma pengajaran menjadi paradigm
pembelajaran dapat dibandingkan dalam table berikut:
NO
|
PENGAJARAN
|
PEMBELAJARAN
|
1
|
Berpusat pada guru
|
Berpusat pada pembelajaran siswa
|
2
|
Guru dominan dalam aktor kelas
|
Guru sebagai fasilitator ( penulis skenario )
|
3
|
Suasana “tertib” ,tenang, kaku, dan membosankan
|
Suasana “hidup”
menyenangkan, dan interaktif.
|
4
|
Siswa terlibat dalam kompetisi dengan siswa lain,
dengan motivasi mengalahkan teman
|
Siswa di dorong bekerjasama mencapai tujuan.
Tolong-menolong dalam ememcahkan masalah dan bertukar pikiran.
|
5
|
Siswa adalah tempat guru mencurahkan pengetahuan
(banking system) prestasinya adalah sejumlah hapalan/reproduksi pengetahuan
|
Evaluasi oleh siswa bersifat refleksi dan berperan
memperbaiki proses
|
6
|
Evaluasi oleh guru bersifat menyeleksi dan meranking
kuantitas hapalan.
|
Evaluasi oleh siswa bersifat refleksi dan berperan
memperbaiki proses untuk meningkatkan prestasi.
|
7
|
Sumber belajar buku teks dan guru
|
Sumber belajar adalah pengalaman eksplorasi mandiri dan
pengalaman keberhasilan temannya memecahkan masalah.
|
8
|
Tempat belajar sebatas ruangan kelas
|
Tempat belajar tidak terbatas ruang kelas tetapi seluas
jagat raya.
|
Dalam
prosedur pembelajaran terdapat dari 3 unsur yang terdiri dari kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut penjelasan dari masing – masing
unsure tersebut.
Kegiatan awal disebut juga dengan kegiatan
pendahuluan. Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran
secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat
peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik
akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebagaimana iklan yang
berbunyi kesan pertama begitu menggoda,
selanjutnya terserah anda. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran mealui
contoh – contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru
meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan sangat
mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Persoalan motivasi ekstrinsik ini
menjadi sangat penting bagi peserta didik yang belum dewasa, sedangkan motivasi
instrinsik sangat penting bagi peserta didik yang lebih dewasaa karena kelompok
ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaat bagi mereka.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan
dapat dilakukan melalui teknik-teknik berikut.
a.
Jelaskan tujuan
pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta didik di
akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian peserta didik akan menyadari
pengetahuan, keterampilan, sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah
mempelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula, perlu dipahami oleh guru
bahwa dalam menyampaikan tujuan hendaknya digunakan kata – kata dan bahasa yang
mudah dimengerti oleh peserta didik. Pada umumnya penjelasan dilakukan dengan
menggunakan ilustrasi kasus yang sering dialami oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari –hari. Sedangkan bagi siswa yang lebih dewasa dapat dibacakan
sesuai rumusan PTK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang telah ditetapkan
terdahulu.
b.
Lakukan
apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama
dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik
tentang eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan
pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat menimbulkan rasa mapu dan
percaya dir sehingga mereka terhindar dari rasa cemas dan takut menemui
kesulitan atau kegagalan.
Dalam kegiatan inti terdapat penyaluran informasi
yang berupa transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didiknya. Penyampaiana
informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam
proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen
dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang
menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan
penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan
informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan yang mulus
akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan
baik situasi dan kondisi yang di hadapinya. Dengan demikian, informasi yang
disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan
jenis materi.
a.
Urutan
Penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus
menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan
berpikir dan hal-hal yang bersifat konkret ke hal – hal yang bersifat abstrak
tau dari hal – hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal – hal yang lebih
kompleks atau sulit dilakukan. Selain itu perlu juga diperhatikan apakah suatu
materi harus disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau
dibolak balik, misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori.
Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik
cepat memahami apa yang ingin disampaikan oleh gurunya.
b.
Ruang Lingkup
Materi yang Disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup
materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang
dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan
tujuan pembelajaran. Apabila TPK berisi muatan tentang fakta maka ruang
lingkupnya lebih kecil dibandingkan dengan TPK yang berisi muatan tentang suatu
prosedur.
Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori
tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan suatu kesatuan yang
bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah
berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori tersebut perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
·
Apakah materi
akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran
terprogram (programmed instruction).
·
Apakah materi
akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian.
Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian
dijelaskan melalui uraian per bab.
c.
Materi yang akan
disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara
jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci),
keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat
tertentu),dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan) (kemp, 1977).
Meril (1977:37) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep,
prosedur dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis
pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh
karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu
memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi
pembelajaran yang sesuai.
Contoh :
·
Apabila peserta
didik diminta untuk mengingat nama suatu objek, symbol, atau peristiwa, berarti
materi tersebut berbentuk fakta sehingga alternatif strategi penyampaiannya
adalah dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
·
Apabila peserta
didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri khas dari suatu
benda, berarti materi tersebut berbentuk
konsep sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk
resitasi, penugasan atau diskusi kelompok.
Apabila peserta didik
diminta mengemukakan hubungan antarbeberapa konsep, atau menerangkan keadaan
ataupun hasil hubungan antarberbagai konsep, berarti materi tersebut berbentuk
prinsip sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah berbentuk diskusi
terpimpin
Kegiatan akhir ditujukan untuk mengevaluasi dan
mengukur tingkat pemahaman siswa seperti menarik kesimpulan dari pembelajaran
yang dilakukan pada pertemuan atau materi tersebut, dan berbagai aktivitas
lainnya. Pengukuran yang dilakukan di kegiatan akhir dapat berupa tes,
diantaranya dengan tes umum.
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk
mengetahui:
a)
Apakah tujuan
pembelajaran khusus telah tercapai atau belum?
b)
Apakah
pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki peserta didik
atau belum?
Pelaksanaan tes
biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui
berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran
pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau
praktik.
a)
Di akhir
kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5 ciri makhluk
hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal peserta
didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat penguasaan
berkisar 80%-85%.
b)
Soal tes
objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik dianggap
menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal dengan benaar.
1.
Kegiatan lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu kegiatan yang telah dilakukan
seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyatannya, setiap
kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil
dengan bagus atau di atas rata-rata,
a)
Hanya menguasai
sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat
dicapai,
b)
Peserta didik seharusnya
menerima tindak lannjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar
yang bervariasi tersebut.
Seorang guru harus dapat merubah paradigma bahwa
seorang guru perlu memberikan pembelajaran bukan sekedar pengajaran, karena di
dalam proses pengalaman pembelajaran peserta didik memperoleh inspirasi dari
pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas, berprakasa, kreatif dan
mandiri.
Pengalaman proses pembelajaran merupakan aktivitas
mengingat, menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang
memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.
Dalam prosedur pembelajaran terdapat dari 3 unsur yang terdiri
dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Dalam
kegiatan awal guru diharapkan dapat
menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Karena
kegiatan awal yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik.
Penyampaiana informasi seringkali dianggap sebagai suatu
kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini
hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa
adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik
dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti.
Guru yang mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan
kegiatan pendahuluan yang mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
Semakin banyak membaca maka kamu akan
semakin banyak tahu, maka dari itu perbanyaklah membaca agar semakin menambah
pengetahuan dan wawasan kita.
DAFTAR PUSTAKA
SUMBER BUKU
· Uno, Hamzah B.2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif. Bumi Aksara. Jakarta
· Wena, Made.2009. Strategi
Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta
· Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada
Media. Jakarta
· Dananjaya, Utomo.2010. Media Pembelajaran Aktif. Nuansa Cendekia. Bandung
SUMBER JURNAL (INTERNET)
-
SUMBER SKRIPSI
-
Komentar
Posting Komentar