Langsung ke konten utama

Prosedur dalam Pembelajaran













MAKALAH
 



 

 



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul "PROSEDUR DALAM PEMBELAJARAN". Karya sederhana ini kami susun dalam rangka memenuhi salah satu matakuliah di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang, Banten.
Kami menyadari, bahwa karya tulis ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan karya tulis ini. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1.   Dosen yang telah memberikan ilmu dan pendidikan serta bimbingan yang berharga pada penulis.
2.   Ayahanda Dan Ibunda, yang telah tidak henti-hentinya memberikan semangat, doa dan selalu memotivasi penulis dalam penulisan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan dan penyusunan laporan ini. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga karya tulis ini menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.

Serang, 10 September 2015

    
 
 

DAFTAR ISI




 


BAB I

PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dilakukan secara berkesinambungan dan sampai saat ini harus terus dilaksanakan. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan mulai dari pembangunan gedung-gedung sekolah, pengadaan sarana prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan samapi pengesahan undang-undang sistem pendidikan nasional serta undang-undang guru dan dosen. Namun sampai saat ini semua usaha-usaha tersebut belum menampakkan hasil yang menggembirakan. (Made Wena)
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis akan tetapi mereka miskin aplikasi.(Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd)
Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya memengaruhi siswa agar belajar. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa. Akibat yang mungkin tampak dari tindakan pembelajaran adalah siswa akan belajar sesuatu yang mereka tidak akan pelajari tanpa adanya tindakan pembelajar atau mempelajari sesutau dengan cara yang lebih efisien.
Sasaran utama ilmu pembelajaran adalah mempreskripsikan strategi pembelajaran yang optimal untuk mendorong prakarsa dan memudahkan belajar siswa. Ilmu ini lebih tepat dipandang sebagai ilmu terapan yang menjembatani teori belajar dan praktik pembelajaran, sesuatu yang oleh Dewey (1960), kemudian oleh Glaser (1976) dikatakan merupakan kebutuhan yang amat mendesak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemhaman dan memperbaiki proses pembelajaran.(Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd)
Upaya memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan berbagai prosedur dalam pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Maksud dengan kondisi pembelajaran disini adalah tujuan bidang studi, kendala bidang studi dan karakteristik siswa. Oleh sebab itu, kami akan mengkaji mengenai Prosedur dalam Pembelajaran.

1.     Apa hakikat pembelajaran?
2.     Bagaimana prosedur dalam pembelajaran?
3.     Bagaimana kegiatan awal?
4.     Bagaimana kegiatan inti?
5.     Bagaimana kegiatan akhir dan tindak lanjut?

1.     Untuk mengetahui hakikat pembelajaran
2.     Untuk mengetahui prosedur dalam pembelajaran
3.     Untuk mengetahui kegiatan awal
4.     Untuk mengetahui kegiatan inti
5.     Untuk mengetahui kegiatan akhir dan tindak lanjut



BAB II

PEMBAHASAN


Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Namun demikian,kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan sistem syaraf dan perubahan energiyang sulit dilihat dan diraba. oleh sebab itu, terjadinyaproses perubahan tingkah laku merupakn suatu misteri, atau para ahli psikologi menamakan sebagai kotak hitam (black box).
Pembelajaran merupakan proses aktif peserta didik yang mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik dilibatkan kedalam pengalaman yang difasilitasi oleh guru sehingga pelajar mengalir dalam pengalaman melibatkan pikiran, emosi, terjalin dalam kegiatan yang menyenangkan dan menantang serta mendorong prakarsasiswa. Model pembelajaran diskusi memecahkan masalah, mencari informasi dari sumber alam sekeliling atau sumber-sumber sekunder buku bacaan dan pengalaman berupa permainan. Dari proses pengalaman ini peserta memproduksi kesimpulan sebagai pengetahuan. Berbeda dengan pengajaran di manasiswa memperoleh teks untuk dihapal atau memproduksi.
Pengalaman aktivitas siswa harus bersumber/relevan dengan realitassosial, masalah-masalah yang berkaitan dengan profesi seperti petani, pedagang, pengusaha, politikus, berkaitan dengan masalah-masalah social seperti pelayanan umum, hak asasi manusia, gender, kemisikinan, keterbelakangan, dll. Pengalaman praktik itu berupa kegiatan berkomunikasi, berkerjasama, mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Pengalaman praktik tersebut juga mengembangkan kecerdasan untuk menemukan masalah, memecahkan masalah, dan menghargai prestasi pemecahan masalah.
Di dalam proses pengalaman ini peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas, berprakasa, kreatif dan mandiri.
Pengalaman proses pembelajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.
Proses pembelajaran ini memerlukan refleksi mental sebagai proses kesadaran mental dan kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia. Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan aktivitas yang menghubungkan peserta didik dengan berbagai subyek dan berkaitan dengan dunia nyata. Proses interpretasi menghasilkan pemahaman dan perolehan hasil pendidikan yang bersifat individual.
Peserta didik memproduksi pengetahuan sendiri secara lebih luas, lebih dalam, dan lebih maju dengan modifikasi pemahaman terhadap konsep awal pengetahuan (prior knowledge).

Pendidik mengutamakan perbedaan individu dari pada persamaan-persamaan dalam menentukan program-program pendidikan, didasarkan pada pandangan-pandangan bahwa individu adalah unik dan bergerak bebas menanggapi kondisi-kondisi personal dan sosial.
Pendidik secara moral memandang peserta didik secara (demokratis dan berkeadilan) dan memperoleh kesempatan yang setara pula dalam memperoleh ganjaran, intelektual dan social secara adil (tidak diskriminatif).
3.     Perubahan Paradigma dari Pengajaran Bergeser Menjadi Pembelajaran.

Perubahan dari paradigma pengajaran menjadi paradigm pembelajaran dapat dibandingkan dalam table berikut:




NO
PENGAJARAN
PEMBELAJARAN
1
Berpusat pada guru
Berpusat pada pembelajaran siswa
2
Guru dominan dalam aktor kelas
Guru sebagai fasilitator ( penulis skenario )
3
Suasana “tertib” ,tenang, kaku, dan membosankan
Suasana  “hidup” menyenangkan, dan interaktif.
4
Siswa terlibat dalam kompetisi dengan siswa lain, dengan motivasi mengalahkan teman
Siswa di dorong bekerjasama mencapai tujuan. Tolong-menolong dalam ememcahkan masalah dan bertukar pikiran.
5
Siswa adalah tempat guru mencurahkan pengetahuan (banking system) prestasinya adalah sejumlah hapalan/reproduksi pengetahuan
Evaluasi oleh siswa bersifat refleksi dan berperan memperbaiki proses
6
Evaluasi oleh guru bersifat menyeleksi dan meranking kuantitas hapalan.
Evaluasi oleh siswa bersifat refleksi dan berperan memperbaiki proses untuk meningkatkan prestasi.
7
Sumber belajar buku teks dan guru
Sumber belajar adalah pengalaman eksplorasi mandiri dan pengalaman keberhasilan temannya memecahkan masalah.
8
Tempat belajar sebatas ruangan kelas
Tempat belajar tidak terbatas ruang kelas tetapi seluas jagat raya.

Dalam prosedur pembelajaran terdapat dari 3 unsur yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Berikut penjelasan dari masing – masing unsure tersebut.

Kegiatan awal disebut juga dengan kegiatan pendahuluan. Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan  memegang  peranan penting. Pada bagian  ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sebagaimana iklan yang berbunyi kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda. Cara guru memperkenalkan materi pelajaran mealui contoh – contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara guru meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Persoalan motivasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik yang belum dewasa, sedangkan motivasi instrinsik sangat penting bagi peserta didik yang lebih dewasaa karena kelompok ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaat bagi mereka.
Secara spesifik, kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan melalui teknik-teknik berikut.
a.      Jelaskan tujuan pembelajaran khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta didik di akhir kegiatan pembelajaran. Dengan demikian peserta didik akan menyadari pengetahuan, keterampilan, sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah mempelajari pokok bahasan tersebut. Demikian pula, perlu dipahami oleh guru bahwa dalam menyampaikan tujuan hendaknya digunakan kata – kata dan bahasa yang mudah dimengerti oleh peserta didik. Pada umumnya penjelasan dilakukan dengan menggunakan ilustrasi kasus yang sering dialami oleh peserta didik dalam kehidupan sehari –hari. Sedangkan bagi siswa yang lebih dewasa dapat dibacakan sesuai rumusan PTK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang telah ditetapkan terdahulu.
b.     Lakukan apersepsi, berupa kegiatan yang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik tentang eratnya hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini dapat menimbulkan rasa mapu dan percaya dir sehingga mereka terhindar dari rasa cemas dan takut menemui kesulitan atau kegagalan.


Dalam kegiatan inti terdapat penyaluran informasi yang berupa transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didiknya. Penyampaiana informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan yang mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam kegiatan ini, guru juga harus memahami dengan baik situasi dan kondisi yang di hadapinya. Dengan demikian, informasi yang disampaikan dapat diserap oleh peserta didik dengan baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah urutan ruang lingkup dan jenis materi.

a.      Urutan Penyampaian
Urutan penyampaian materi pelajaran harus menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dan hal-hal yang bersifat konkret ke hal – hal yang bersifat abstrak tau dari hal – hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal – hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. Selain itu perlu juga diperhatikan apakah suatu materi harus disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau dibolak balik, misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori. Urutan penyampaian informasi yang sistematis akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang ingin disampaikan oleh gurunya.

b.     Ruang Lingkup Materi yang Disampaikan
Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran. Apabila TPK berisi muatan tentang fakta maka ruang lingkupnya lebih kecil dibandingkan dengan TPK yang berisi muatan tentang suatu prosedur.
Hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagian-bagian kecil merupakan suatu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
·       Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram (programmed instruction).
·       Apakah materi akan disampaikan secara global/keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui uraian per bab.

c.      Materi yang akan disampaikan
Materi pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu),dan sikap (berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan) (kemp, 1977). Meril (1977:37) membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru harus terlebih dahulu memahami jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
Contoh :
·       Apabila peserta didik diminta untuk mengingat nama suatu objek, symbol, atau peristiwa, berarti materi tersebut berbentuk fakta sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk ceramah atau tanya jawab.
·       Apabila peserta didik diminta menyebutkan suatu definisi atau menulis ciri khas dari suatu benda, berarti materi  tersebut berbentuk konsep sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah dalam bentuk resitasi, penugasan atau diskusi kelompok.
Apabila peserta didik diminta mengemukakan hubungan antarbeberapa konsep, atau menerangkan keadaan ataupun hasil hubungan antarberbagai konsep, berarti materi tersebut berbentuk prinsip sehingga alternatif strategi penyampaiannya adalah berbentuk diskusi terpimpin

Kegiatan akhir ditujukan untuk mengevaluasi dan mengukur tingkat pemahaman siswa seperti menarik kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan atau materi tersebut, dan berbagai aktivitas lainnya. Pengukuran yang dilakukan di kegiatan akhir dapat berupa tes, diantaranya dengan tes umum.
Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui:
a)     Apakah tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum?
b)     Apakah pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki peserta didik atau belum?
Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.
a)     Di akhir kegiatan belajar setiap peserta didik dapat menyebutkan 4 dari 5 ciri makhluk hidup dengan benar. Standar keberhasilannya adalah apabila minimal peserta didik dapat menyebutkan 3 dari 5 ciri makhluk hidup atau tingkat penguasaan berkisar 80%-85%.
b)     Soal tes objektif dengan 4 pilihan terdiri atas 20 nomor, peserta didik dianggap menguasai materi apabila ia dapat mengerjakan 80%-85% soal dengan benaar.




1.     Kegiatan lanjutan
Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up  dari suatu kegiatan yang telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam kenyatannya, setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau di atas rata-rata,
a)     Hanya menguasai sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai,
b)     Peserta didik seharusnya menerima tindak lannjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.





Seorang guru harus dapat merubah paradigma bahwa seorang guru perlu memberikan pembelajaran bukan sekedar pengajaran, karena di dalam proses pengalaman pembelajaran peserta didik memperoleh inspirasi dari pengalaman yang menantang dan termotivasi untuk bebas, berprakasa, kreatif dan mandiri.
Pengalaman proses pembelajaran merupakan aktivitas mengingat, menyimpan, dan memproduksi informasi, gagasan-gagasan yang memperkaya kemampuan dan karakter peserta didik.
Dalam  prosedur  pembelajaran terdapat dari 3 unsur yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Dalam kegiatan  awal guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Karena kegiatan awal yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Penyampaiana informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran. Artinya, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang mampu menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan kegiatan pendahuluan yang mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Semakin banyak membaca maka kamu akan semakin banyak tahu, maka dari itu perbanyaklah membaca agar semakin menambah pengetahuan dan wawasan kita.



DAFTAR PUSTAKA


SUMBER BUKU
·       Uno, Hamzah B.2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara. Jakarta
·       Wena, Made.2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta
·       Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Kencana Prenada Media. Jakarta
·       Dananjaya, Utomo.2010. Media Pembelajaran Aktif. Nuansa Cendekia. Bandung
SUMBER JURNAL (INTERNET)
-
SUMBER SKRIPSI

-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertanyaan untuk Wawancara Kurikulum 2013

Kali ini saya mem posting  salah satu tugas dari Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Tugasnya yaitu membuat pertanyaan sebanyak - banyaknya yang kemudian akan di jadikan Kisii - Kissi dalam bentuk tabel,   sebagai patokan dalam wawancara. Sehingga dapat memudahkan kita dalam membawa alur pembicaraan pada saat wawancara nanti. Dan disini saya mendapatkan 40 butir pertanyaan sebagai bekal untuk wawancara. Selamat berproses :). NO.ABSEN :PGSD 3/C-17 NAMA :AMALINAKHAIRUNNISA NIM :2227132065 NO.HP :087808724495 MATA KULIAH :KURIKULUM & PEMBELAJARAN PERTANYAAN- PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apakah Kurikulum 2013 itu? 2. Apa tujuan di bentuknya Kurikulum 2013? 3. Apa perbedaan K-13 dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)? 4. Mengapa berbagai pihak menolak adanya K-13? 5. Mengapa Kurikulum diubah? 6. Apa kekurangan dari K-13? 7. Apa kelebihan dari K-13? 8. Jika K-13 berbasis tema, lalu ada mata pelajaran apa saja di SD? 9. Bagaimana proses pembelajaran

Hasil Wawancara tentang Kurikulum 2013

Berikut hasil wawancara yang saya lakukan dengan teman biacara dan diskusi seorang guru yang berpengala man dalam mengajar dengan kurikulum 2013. IDENTITAS WAWANCARA Nama                                       : Evi Ridawati, S. Pd, M. M NIP                                          : 1964041419084102010 Tempat, Tanggal, Lahir           : Serang, 14 April 1964 Alamat                                     : Jln. Resik II No. 56 RT 006/004 Kramatwatu, Serang 42161, Serang, Banten Jabatan                                     : Guru Kelas Tempat Mengajar                    : SDN Kramatwatu 3 Facebook                                 : Ratih Bahar/ Evi Bahar HASIL WAWANCARA Narasumber               : Evi Ridawati, S. Pd, M. M Jabatan                       : Guru Kelas Hari, Tgl                     : Minggu, 14 Desember 2014 1.       Apakah Kurikulum 2013 itu? Jawab: “kurikulum yang berbasis tema di materi pembelajarannya, yang mengutamakan pendidikan

Asal Usul Kramatwatu

Nama kramatwatu adalah sebuah kecamatan di kabupaten Serang. Untuk mengetahui asal usul daerah dimana saya tinggal tidak cukup jika hanya browsing melalui internet saja, tetapi disini saya mencari sumber dari warga setempat. Hal ini disebabkan oleh minimnya postingan mengenai asal usul kramatwatu. Jika dilihat dari beberapa objek yang ada di kec. Kramatwatu seperti Tasikardi dan gunung pinang, mungkin bisa kita tarik kesimpulan dari kisah adanya gunung pinang di kec. Kramatwatu ini. Singkat cerita ada seorang anak yang durhaka pada ibunya, kemudian perahu yang digunakannya terbalik dan akhirnya menjadi gunung pinang. Jika di Sumatra ada kisah malin kundang yang menjadi batu, di Bandung ada tangkuban parahu, maka di kramatwatu ada pula cerita gunung pinang yang menurut saya kolaborasi  dari kisah Malin kundang dengan tangkuban parahu. Tangkuban parahu merupakan nama objek wisata yang dimana berada didaerah Bandung dan menggunakan bahasa sunda sehingga daerah dimana saya tinggal m